Setelah kami puas bermain air di Air Terjun Waimarang, untuk sore harinya kami kembali menikmati wisata pantai di Pulau Sumba: Pantai Walakiri.
Wait, sebelum cerita lebih lanjut tentang Pantai Walakiri. Ketika tulisan ini dibuat, beberapa hari yang lalu di Instagram lagi rame berita tentang tour guide kami yang acakadut, dan nama Helmi beberapa kali muncul ketika hasghtag tour guide kami disearch. Ah, ternyata bukan kami aja yang jadi korban mereka. Kamu yang ngikutin cerita saya dari awal, pasti ikut kesel juga sama mereka. Apalagi tentang kejadian di Pantai Tarimbang dan Bukit Lailara. Bahkan Tshirt yang mereka janjiin baru sampe 1 Juli 2018, lima bulan lebih dari trip kami di bulan Januari 2018.
Kami sampai di Pantai Walakiri sekitar pukul 3 sore. Lumayan mendung, bahkan di kejauhan kelihatan hujan di tengah laut. Yah, namanya juga musim hujan, cuma bisa berdoa kalau cuaca selalu berpihak kepada kami.
Jangan gerak ke mari hujannya, Ya Allah.In frame: Adityo Prabowo
Pertama lihat foto foto tentang Pantai Walakiri, langsung keinget sama That Wanaka Tree di Lake Wanaka di Wanaka, New Zealand (baca di sini yuk, cerita saya di Lake Wanaka). Sama sama nampak pohon yang tumbuh besar direndam air. Bedanya, kalo di Wanaka ada satu pohon willow dengan air tawar yang menggenangi kakinya, kalau di Walakiri ada banyak pohon bakau bonsai yang tentu saja air laut yang menggenangi kakinya. Karena bentuknya unik, banyak orang menyebutnya pohon menari.
Selama enam hari kami di Pulau Sumba, baru kali ini kami sampai di tujuan yang ramai turis. Sebelum sebelumnya, hampir selalu sepi. Dari Pantai Mandorak di SBD sana, sampai Bukit Warinding, cuma geng kami dan geng sebelah aja. Tapi kali ini, ruame! Beberapa ada rombongan kayak Ibu Ibu PKK, adek adek study tour, sampai pasang pasangan foto prewed
Amongst the mangroves.Nampak pak Raja di kejauhan?Postingan kali ini, Pak Raja lah artisnya.Rasah mumet, tinggal njoget. Photographed by: @Prabowoadityo
Apa yang spesial dari pantai Walakiri? Sampe sampe ketika menjelang sunset ramenya kebangeten. Padahal kami sedang berkunjung di low season loh, musim hujan. Yang paling menarik para turis ini adalah sekumpulan pohon bakau yang meliuk liuk seolah sedang menari. Bukan itu aja, garis pantainya menjorok jauh ke laut, jadi beberapa puluh meter dari tepi pantai, kami masih bisa berjalan kaki dan tingginya paling sampai sebetis. Tapi hati hati ya, jangan terlalu jauh, siapa tahu langsung jurang dalam, jatuh lah kau tenggelam di laut sana. Hati hati kau makanya ya.
Ketika mulai surut, permukaan air luat yang terjebak akan tenang. Kamu bakal bisa melihat refleksi dari pohon pohon yang menari ini di atas permukaan laut.
Saat air laut mulai surut.Menuju sunset.Prabowo Adityo in frame.Thank you @PrabowoAdityo for taking this pic.
Nah saat yang paling tepat adalah sore hari sampai matahari tenggelam, karena air laut mulai surut di waktu waktu ini. Ditambah lagi kalau cuaca sedang cerah, maka suasana sunset di Pantai Walakiri akan membuatmu tersenyum senyum sendiri karena saking senangnya.
Sunset at Walakiri.Ada sih foto Bg Jopur yang lompatnya pas di atas, tapi ini aja yang dishare. Wkwkwkwkwk.Yogists couple.Difotoin Adityo. Thank you!
Saat mulai gelap, kami bergegas untuk pulang ke hotel. Besok adalah hari terakhir di Pulau Sumba, ada satu tempat yang mau kami kunjungi sebelum bertolak ke bandara.
Wah, traffic commentku naik drastis nih Mas. Hehehehe.
Iya Mas, itu juga kami kemaren udah datengin tempat tempat yang mainstream tapi tetep sepi. Pas balik dari sana, nemu banyak postingan tempat tempat baru di Sumba. Harus balik lagi keknya pas musim kemarau.
Sama. Temen gue pas ke Sumba juga selalu sepi, mungkin karena belum mainstream. Tempatnya oke banget buat foto-foto siluet.
Wah, gue belum baca 2 cerita itu kayaknya. Baca ah.
Keren udah ke NZ. Nanti aku baca juga.
LikeLike
Wah, traffic commentku naik drastis nih Mas. Hehehehe.
Iya Mas, itu juga kami kemaren udah datengin tempat tempat yang mainstream tapi tetep sepi. Pas balik dari sana, nemu banyak postingan tempat tempat baru di Sumba. Harus balik lagi keknya pas musim kemarau.
LikeLiked by 1 person