Biaya Travelling ke Jepang

Lu kemaren ke Jepang habis berapa Bar?” Hmm.. trip saya ke Jepang ini sudah satu tahun dari tulisan ini saya post. Tapi saya yakin kalau ada biaya yang naik nggak terlalu banyak. Termasuk biaya visa, kemarin saya lihat di websitenya juga naik 30 ribu. Oke, saya ceritain pengeluaran saya di Jepang ya.
Tiket Pesawat
Tiket pesawat direct dari Indonesia bisa dari Jakarta (CGK) pakai Garuda direct ke Tokyo Haneda dengan biaya sekitar 3 juta-5 juta sekali jalan. Kalau dari Denpasar ada Garuda direct ke Tokyo Narita sekitar 3 juta-5 juta, dan ada juga pakai AirAsia direct Denpasar ke Tokyo Narita sekitar 2 juta. Kalau lagi promo biasanya sekitar 1.2 juta itu AirAsia.
Untuk trip saya kemaren, kami pakai AirAsia dari KL. Travelmates saya dua orang dari Balikpapan. Jadi kami ketemuan di KL. Biar lebih efektif, karena kami nggak keliling Jepang pakai Shinkansen, jadi tiket pulang dari Jepang kami depart dari Osaka, jadi biar nggak bolak balik ke Tokyo. Ada rute Osaka-KL pakai AirAsia, tapi waktu kami hunting tiket, nggak lagi promo, jadi jatuhnya lebih mahal. Kalau waktu itu kami beli return KL-Tokyo, kami dapat tiket total cuma 2.3 juta. Tapi karena kami maksa pulang dari Osaka. Kami dapat tiket Osaka-Singapore (transit di Don Muaeng) sekitar 2.3. Jadi pulang pergi KL-Tokyo, Osaka-Singapore total kami dapat 3.4 jt. Masih mahal. Untuk tiket Medan-KL saya dapat promo gratis dari AirAsia, jadi cuma bayar ariport tax aja. Singapore-Medan saya beli Jetstar (yang akhirnya saya pulang nyebrang lewat Batam karena ketinggalan pesawat ini). Oke, begini rincian tiket pesawat saya:
KNO-KUL                   : Rp.    227,000.00 (by AirAsia)
KUL-HND                   : Rp. 1,244,303.00 (by AirAsia)
KIX-SIN                      : Rp. 2,162,811.00 (by AirAsia)
SIN-KNO                    : Rp.    783,573.00 (by Jetstar)
Total                            : Rp. 4,417,687.00
Penginapan
Menurut saya penginapan di Jepang termasuk mahal. Ratenya paling murah 200 rb yang model bunkbed. Untuk penginapan kami sepakat dengan rate antara 400-500 ribu. Jenis penginapannya kemaren kami campur antara capsule hotel, ryokan, dan private room. Capsule dan ryokan ini wajib dicobain sih. Ada temen saya yang nggak bisa tidur di capsule hotel, katanya mirip peti mati. Hahahaha. Untuk ryokan, beberapa penginapan udah nyediain onsen sendiri. Jadi kalau mau berendam di onsen, nggak perlu bayar lagi. Ini detail pengeluaran untuk penginapan kami selama di Jepang 2016 kemarin:
Night 1 & 2   : 25,200 JPY (Saya bayar pakai yen di receptionist penginapan, jadi sekitar Rp. 2,963,321.00)
Night 3  : Rp. 1,699,726.00 (Manten no Hoshi at Hakone)
Night 4  : 6,000 JPY (Tokyo to Kyoto by Keihan Bus, jadi sekitar Rp. 705,552.00)
Night 5  : Rp. 1,110,160,00 (Guest tu Casa at Kyoto)
Jadi dengan ngurangin malem keempat untuk ditambah ke biaya transport, total kami keluar Rp. 5,773,207.00, jadi rata-rata per orangnya Rp. 1,924,402.00 dan rata-rata per malem Rp. 481,100.00, sesuai target.
Biaya Makan
Sebetulnya biaya makan di Jepang ini nggak terlalu mahal, banyak pilihan, dan warung-warung pinggir jalan pun banyak. Yang susah adalah cari yang nggak mengandung babi. Susah kalo saya mau bilang nyari yang halal. Cuma Ramen di Shinjuku itu aja yang memang kasih statement kalo makanan mereka halal. Harganya? Sekitar 1800 yen atau dua ratus ribu Rupiah lebih. Jadi untuk amannya, kami sering makan chicken nugget di Lawson dan sekalian beli nasi putih, minta diangetin. Sekali makan sekitar 350-500 yen. Atau onigiri di mini market, itu lebih murah lagi. Satu onigiri sekitar 130-180 yen. Jadi kalau beli dua nggak sampai 400 yen. Yah, tapi nggak mungkin juga kan makan onigiri terus terusan?
How long and how far you go
Sudah bisa ngitung satu hari habis berapa untuk makan? Berapa hari kamu di Jepang tinggal dikaliin aja. Segitu yang perlu kamu siapin buat makan. Kalau seberapa jauhnya, itu berdampak sama transportnya ya. Selama di Tokyo kami pakai Tokyo Subway Pass dengan harga 800 yen untuk 24 jam. Dari Tokyo ke Hakone, muter muter di Hakone, sampe balik lagi ke Tokyo kami pakai Hakone Free Pass-2 Day seharga 5,140 yen. Dari Tokyo ke Kyoto kami naik Keihan Bus, bus malem dengan harga sekitar 6000 yen, ini sekaligus ngabisin malem keempat. Selama di Kyoto kami pakai Kyoto City Bus and Kyoto Bus-One Day Pass seharga 500 yen. Dan Kyoto ke Osaka kami naik shinkansen dengan harga sekitar 1400 yen. Selama di Osaka kami pakai Eco Card One Day Transport Pass seharga 800 yen, yang ternyata kami harus nambah lagi sekitar 360 yen buat ke Universal City dan kereta Namba ke Kansai Airport sekitar 900 yen.
Souvenirs in Japan
Sebetulnya oleh-oleh yang paling membedakan pengeluaran saya sama Adityo atau Prayoga. Mereka bawa lebih banyak dari saya. Kami beli oleh-oleh di Tokyo di Jeans Mate, kaos bertema Jepang yang kualitasnya bagus, harganya juga lumayan mahal. Seingat saya, saya beli 3 kaos habis hampir satu juta Rupiah. Kalau mau kaos yang lebih bagus lagi, ada toko-toko souvenir di stasiun Namba. Kaosnya lebih bagus tapi tentu harganya juga lebih mahal. Di Daisu 100 yen kami beli oleh-oleh kayak payung, kipas yang semua harganya 100 yen. Saya juga beli KitKat. Di Jepang KitKat banyak jenis rasanya. Kemaren saya beli KitKat rasa strawberry cheesecake sama rasa Hokkaido Red Bean. Kalau koleksi tumbler Starbucks, di Jepang menurut saya kualitas tumblernya bagus, bentuknya juga beda, agak melengkung gitu, motifnya juga nggak biasa.
Selain biaya-biaya itu, tentu ditambah biaya visa dan biaya-biaya kegiatan kamu di Jepang. Misalnya kayak saya, nambah Universal Studios Japan, tiketnya 7400 yen. Saya bayar pake Credit Card, biar bisa masuk tagihan bulan depannya. Hehehehe..
Jadi sudah bisa ya memperkirakan butuh biaya berapa buat trevelling ke Jepang?

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.