Mendung (tak) Berarti Hujan – Pantai Watu Maladong

Mendung tak berarti hujan.” Kalimat itu yang selalu kami pegang selama ngetrip di Sumba. Musim hujan selalu risky buat janjalan, terutama di Sumba yang ternyata ketika bulan November-Maret memiliki curah hujan yang tinggi. Hampir tiap hari hujan brader. Bahkan menurut id-climate, hujan di Pulau Sumba memiliki intensitas tinggi sepanjang tahun, dan intensitasnya rendah saat bulan Juni-Agustus saja. Tapi heran, dengan intensitas hujan setinggi ini kok masyarakat di Pulau Sumba masih kesulitan air ya? Air bersih mereka beli lho, 150 ribu untuk satu tangki besar (berapa liternya lupa).
Saya tiap mau ngetrip ke suatu tempat, dari beberapa bulan sebelum berangkat udah nambahin daerah itu di weather forecast HP. Udah saya pantau tuh, Waingapu selalu mendung dan hujan. But the trip must go on!
Perjalanan dari Tanjung Radar menuju tujuan kami berikutnya: Pantai Watu Maladong, berjalan nggak sampai satu jam. Dengan kondisi jalan yang jelek ketika mulai mendekati area pantai. Kami terpaksa turun dari mobil dan berjalan sekitar 200an meter, deket ajah.
Menuju Pantai Watu Maladong
Nggak jauh dari tempat kami memarkirkan mobil, batu-batu besar khas Pantai Watu Maladong sudah bisa kita lihat dari beberapa titik. Di sini, di pantai ini telah terukir sejuta kenangan, terdapat muara sungai besar yang ada buayanya. Buaya air dan juga buaya darat. So please be careful, jangan sampai tertipu rayuannya.
Sungai yang. berbuaya
Pantai Watu Maladong
Pantai Watu Maladong
Hari itu mendung, Pantai Watu Maladong yang terletak di selatan Pulau Sumba jadi terlihat suram, angin berhembus dingin menandakan akan turun hujan. Air laut yang seharusnya tampak biru menyala saat terkena terik matahari, kala itu berwarna coklat gelap karena mendung menyelimuti.
Pantai Watu Maladong
Pantai Watu Maladong
Pantai Watu Maladong
Apa yang menarik di Pantai ini? Adalah batu karang yang menurut saya berbentuk kayak kura-kura, dengan tempurungnya yang menjung lancip, dan ada rongga di dasarnya karena terkikis oleh air laut.
Pantai Watu Maladong
Pantai Watu Maladong
Photographed by: @prabowoadityo
Kami menyempatkan makan siang bareng di pantai ini. Karena nggak ada tempat sampah, jadi jangan lupa sampah sisa makan siang ikut diangkut juga ya. Nggak lama setelah kami makan siang, hujan mulai turun. Tas kresek sisa bungkus nasi kotak yang sebagian udah dikumpulin buat dibuang, diambil lagi, dipilih pilih yang masih bersih, dan langsung jadi tas waterproof dadakan. Sudah mulai masuk jam 2 siang jadi sekalian kami meninggalkan Pantai ini, sambil berdoa biar hujan cepet reda.
Mendung yang berarti hujan.
Click here to see all of my Sumba stories.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.