The Mesmerizing Warinding

The mesmerizing Warinding yang bikin merinding! Ini dia nih salah satu spotlight di Pulau Sumba terutama  di Sumba Timur: Bukit Warinding. Setelah berbelanja beberapa kain tenun di Rambu Chiko (beneran beli loh, yah titipan sih sebenernya. Lumayan bisa dipinjem buat dijadiin properti foto), kami melanjutkan perjalanan hari kelima kami ke Bukit Warinding. Dan juga merupakan trip terakhir buat geng sebelah. Karena mereka bakal meninggalkan Pulau Sumba di hari kelima ini. Udah kebayang jumlah rombongan yang bakal makin sedikit, membuat saya senyum senyum sendiri. Karena emang dengan geng sebelah nggak bisa gabung kompak, padahal saya udah beberapa kali ngajak ngobrol buat breaking the ice, tapi tetep mereka nggak mau gabung, ntah karena di awal ketemu nggak dibikin sesi ramah tamah, atau karena faktor perbedaan umur. *kami yang lebih muda dong ya pastinya
Jarak Bukit Warinding dari pusat kota Waingapu tidaklah jauh, ditempuh sekitar 30 menit aja. Dan lokasinya persis di pinggir jalan. Yah, namanya juga bukit, nanjak dikit laah. Paling 5 menit aja buat mendaki sampai puncak Bukit Warinding ini.
Selamat datang di Bukit Warinding
Nah, di sini pertama kali kami melihat gulungan karpet warna hijau yang melapisi Pulau Sumba sejauh kita memandang. Rerumputan hijau beratus ratus hektar mengelilingi kami. Ijoooo semua. Di sinilah pertama kali saya merasa harus ke Sumba lagi di musim kemarau. Karena warna ijo dan seger yang membungkus Sumba Timur, bakalan berubah drastis warnanya menjadi coklat dan gersang. Duh, eksotis pisan pasti euy!

Membelot ke geng sebelah dulu. Lebih banyak yang enak difoto. Wkwkwkwkw. Photographed by: @prabowoadityo
Nah, salah satu alasan kami belanja kain tenun dulu di Rambu Chiko sebelum mampir ke Bukit Warinding adalah biar kain tenun yang udah kita beli bisa sekaligus dijadiin properti foto. Hehehehe. That sounds cliché, yet the results are more picturesque
Difotoin Pak Raja. Leh uga.
Saking excitednya kami foto foto di Bukit Warinding, geng sebelah lupa kalo mereka harus balik ke Waingapu lebih dulu buat ngejar pesawat jam 1 siang. Beda dengan geng kami yang cukup manggul ransel, dan bisa cepet ngacir buat boarding, mereka bawa koper besar besar dan banyak. Jadi mau nggak mau mereka pun (harusnya) spare waktu lebih buat ke bandara.
Awalnya kami disuruh gabung juga buat balik ke Waingapu lagi, buat nganterin geng sebelah ke bandara, nunggu mereka beres boarding (karena Helmi guide kami, harus nungguin mereka beres take off sebelum ngelanjutin perjalanan bareng kami), dsb dsb dsb. Jadi kami memutuskan buat nggak ikut nganter mereka ke bandara. Kita pisah group aja ya Mas Helmi? Mobil ada tiga, satu tinggal aja untuk kami. Kami bisa kok bertujuh satu mobil. Yah, sebentar aja nggak papa desak desakan, badan gue langsing gini.
Dan Helmi akhirnya setuju. Dua mobil dipakai untuk mengantar geng sebelah karena perlu dua mobil untuk ngangkut mereka beserta koper kopernya. Akhirnya geng saya dan Helmi sepakat, begini kesepakatannya: tanpa menunggu Helmi dan dua mobil lainnya, jam 12an kami langsung menuju ke tujuan kami berikutnya: Pantai Tarimbang. Nanti, Helmi dan satu mobil bakal nyusul kami. (Dan mobil satu lagi beserta drivernya, Pak Sarmin, nggak nemenin kami lagi, karena memang perjanjian dengan Pak Sarmin cuma sampai hari kelima).
Two gangs and the drivers
Kami menghabiskan waktu sebelum jam 12 buat mampir di sebuah warung, dekat dengan tempat mobil-mobil di parkir. Lalu tiba-tiba hujan turun deres banget. Karena laper juga dinginnya angin yang sepoi sepoi, saya nyerah juga buat ikut makan mie instant, iman saya runtuh. Hahahaha.
Hujan reda, dan sudah pukul 12 lebih. Kami segera bergegas melanjutkan ke tujuan kami yang jarak tempuhnya adalah 3 jam berkendara, pantai yang terkenal untuk berselancar: Pantai Tarimbang!
Well, for the last 5 days having Helmi as our tour guide is not good, and the worst is yet to come.
Click here to see all of my Sumba stories.

4 thoughts on “The Mesmerizing Warinding

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.