Bali Pulina, Surga Bagi Penikmat Kopi di Sejuknya Udara Tegallalang

Sangat sayang kalau saya yang jauh-jauh datang dari kota Semarang, dateng ke Pulau Bali kalau hanya untuk ikut race, Maybank Marathon Bali. Bahkan sebelum sampai di Bali, udah sengaja mempersiapkan itinerary buat menghabiskan weekend plus plus, karena sampe nambah cuti kerja satu hari juga buat sekalian melalak di Bali. Itinerary ini lumayan padet kalo saya inget-inget, mulai dari Cempuhan Ridge Walk sampai beberapa air terjun seperti Tengunungan dan Tibumana. Saat bikin itin, lempeng aja nggak ada beban, nggak inget kalo kaki bakal nyeri-nyeri, jalan bakal pincang-pincang after race. Ahahahaha. Yah, namanya juga rencana kan bro.
Untuk urusan cuti kerja ini pun saya sampe beberapa kali ngerevisi. Yang awalnya mau extend tiga hari di Bali, terus tau temen-temen dari runmdn banyak banget yang cancel, cuti kerja pun saya revisi dari tiga hari jadi cuma satu hari aja. Alasan temen-temen runmdn pada cancel ikut race karena harga tiket pesawat yang emang masih mahil. Dulu pas saya masih di Medan, ketika harga tiket pesawat belum semahal ini aja, saya berkali-kali menolak ajakan temen-temen runmdn buat ikut Bali Marathon, dan baru berani turun ke race ini setelah pindah ke Semarang dengan harga tiket pesawat jauuuh lebih murah.
Karena temen-temen dari runmdn sepi, saya sampai ngerevisi cuti kerja dari yang awalnya tiga hari jadi satu hari aja, dan urusan kemana-mana setelah race pun saya akhirnya ngedompleng sama gengnya Adityo dari Bandar Lampung. Untungnya waktu itu belum pesan tiket pesawat untuk pulang. Entar aja cari tiket pesawat pulangnya, sambil jalan dan mantau harga mana tau ada tiket murah.
Dan bener aja, H-1 sebelum jadwal kepulangan, ada temennya Adityo yang ngabarin, lagi ada promo tiket pesawat dari Pegipegi, kalo nggak salah sampe 30%. Tapi baru mulai bisa beli jam 11 teng. Belum jam 11 udah mantengin HP tuh, udah ready aplikasi Pegipegi, dan akhirnya kebagian juga promo tiket pesawatnya. Harga tiket pesawat yang seharusnya 530an ribu, cuma jadi 370an ribu. Mayan beneer. Ohiya, pemesanan tiket pesawat di Pegipegi nggak ribet, mobile app dan websitenya sangat user friendly, untuk proses pembayarannya pun Pegipegi menyediakan banyak opsi, mulai dari Bank Transfer, ATM Transfer, Credit Card, sampai pembayaran di Indomaret dan Alfamart. Bahkan ada juga pilihan bagi pemegang Credit Card terentu untuk membayar dengan cicilan 0%. Pegipegi juga telah bekerja sama dengan asuransi perjalanan dari Asuransi Simas Insurtech, jadi bagi yang sering was-was tiap bepergian bisa lebih ngerasa amaaan.
Dan betul aja, itinerary after race yang panjang itu pun terpaksa harus banyak yang dicoret. Sepulang dari race, setelah finish tertatih tatih, sampai di penginepan kami di daerah Ubud, cuma bisa tidur-tiduran, maunya malas-malasan doang bahkan sampai besok paginya! Kalau badan masih capek dan pegel-pegel begini memang paling enaknya kita ngopi! Because coffee always cures my madness.
Mumpung kita masih di Ubud, kita ke Bali Pulina aja kuy?
Bali Pulina Coffee Plantation adalah agrowisata di daerah Tegallalang yang dibuka sejak tahun 2011. Bali Pulina menyediakan tempat wisata bagi pecinta kopi, karena di sini kita bisa melihat secara langsung proses pembuatan berbagai jenis kopi mulai dari saat dipetik dari pohonnya, dikeringkan, hingga nantinya dibrewing and directly deliver to you through the cups, then ready to sip!
Eits, nggak cuma itu. Ada banyaaak sekali luwak yang ditempatkan di dalam kandang-kandang dari kawat karena menurut guide kami, Bli Nengah, luwak tuh hewat liar. Jadi memang sengaja dikandang-kandangin, dikasih makan, lalu kotorannya bakal diambil untuk diproses menjadi kopi. Kopi Luwak memang salah satu komoditi unggulan di Bali, terutama di daerah Tegallalang.
Kami sampai di tempat ngopi sejuk ini jam 11.30 dan disambut ramah di bagian pembelian tiket masuk. Harga tiket masuknya per orang adalah Rp. 100,000. Seratus ribu Rupiah? Mahal? Itu yang kami pikirkan pertama kali saat mau bayar, tapi… jangan salah. Setelah lebih mengexplore Bali Pulina, saya langsung berpikir ulang. Seratus ribu itu worth it!
“Ada apaan emang sih Mas Bardiq?”
Sini sini… saya ajak masuk.

Setelah membayar tiket masuk, setiap rombongan akan ditemenin satu orang guide yang dengan sigap mengantarkan kita keliling. Begitu memasuki area Bali Pulina, kita akan disambut dengan banyak luwak yang… tentu saja… dikandangin, lalu kami disambut juga oleh Ibu-ibu dengan baju adat Bali yang… tentu saja… tidak dikandangin. Ibu ini dengan ramahnya menjelaskan proses pembuatan kopi secara tradisional. Tapi yaa… acting aja. Karena sebenernya proses pembuatan kopi di Bali Pulina sudah menggunakan mesin canggih.

This slideshow requires JavaScript.

This slideshow requires JavaScript.

Selanjutnya, setelah menerobos perkebunan kopi dengan jalan setapak, kita akan dipersilakan untuk memilih tempat duduk. Ada banyak pilihan tempat duduk dengan view yang luar biasa cakep, luar biasa ijo! Karena sepanjang mata memandang kita bisa melihat jurang dan bukit-bukit yang dipenuhi pepohonan. Bali Pulina memang dibangun di tepi bukit, menjadikan tempat ini punya poin lebih untuk berlama-lama.

This slideshow requires JavaScript.

Daaan, sampailah ke bagian yang paling membuat saya tertarik. Kita kemudian akan disajikan satu tray yang diatasnya tersusun sepuluh cangkir kecil-kecil. Setiap cangkir berisi tester dari berbagai olahan kopi, teh, dan coklat. Total keseluruhannya, ada enam jenis kopi, tiga jenis teh, dan satu pure cocoa.
“Apa aja tuh Mas Bardiq?”
Untuk varian kopi ada Chocolate Coffee, Vanilla Coffee, Coconut Coffee, Bali Coffee, Ginseng Coffee dan Ginger Coffee. Saya sebagai penikmat kopi tentu sampai melotot, karena sebagian besar dari tester kopi-kopi yang tersedia di depan mata belum pernah saya cobain.
Untuk varian teh ada Turmeric Tea, Ginger Tea, dan Lemon Tea.

This slideshow requires JavaScript.

Lalu, setelah kami berebut ngicipin satu demi satu varian kopi, teh, dan coklat ini, kami boleh memesan satu cangkir minuman secara gratis. Dari kesepuluh minuman yang udah saya cicipin tentu aja saya memilih… kopi luwak! Nggak ada di tester, tapi saya langsung pesan Kopi Luwak. Ahahahaha.
Saya belum pernah tuh nyobain kopi luwak, jadi mumpung lagi di “rumahnya”, saya pesan secangkir kopi luwak. Tapi, mungkin karna harganya yang mahal, dari satu group, kopi luwak gratis ini dibatasi hanya untuk tiga cangkir, jika lebih setiap cangkirnya akan dikenakan biaya 50 ribu. Yah, namanya juga kopi mahil.

This slideshow requires JavaScript.

Minuman pesanan kita pun datang disandingkan dengan cemilan berupa dua pisang goreng dan satu kue lupis. Lalu keripik yang boleh direfill berkali-kali. Kok ya keripik aja yang boleh direfill? Kopi luwaknya enggak sekalilan Bli? Ehehehe. Bangkrut ntar.

“Apa lagi yang bisa dinikmatin di Bali Pulina nih Mas Bardiq?”
Woo… nggak cuma enak dan nyaman buat ngopi bareng-bareng, Bali Pulina juga menyediakan ayunan di tepi tebing, atau Bahasa Jawanya, Bali Swing. Jadi nanti kita bakal bermain ayunan dengan view jurang dan bukit-bukit yang asri. Tenang, wahana ini aman dan sebetulnya nggak cuma di Bali Pulina aja yang menyediakan Bali Swing seperti ini. Tapi, kalau sudah sampai Bali Pulina, ngapain nyobain ke tempat lain kan?
“Nyobain nggak Mas Bardiq?”
Tentu tidak, karena biayanya mahal. Eheheheh. 200 ribu untuk 20 kali swing. Boleh nggak ya 10 orang untuk satu paket? Mayan kan, satu orang dua kali swing aja, toh paling cuma buat foto aja. Wkwkwk… dasar kau tak mau rugi. Selain Bali Swing ada juga Zip Line (flying fox)

https://www.instagram.com/p/ByrzTYdnbcn/?igshid=y38hmuuoo0ip

Ini saya comot dari Instagramnya @balipulina
Jadi untuk urusan konten Instagram, kami foto-foto aja di beberapa spot yang memang sudah disediakan untuk para pencari konten.

This slideshow requires JavaScript.

Untuk yang lagi cari oleh-oleh, jangan khawatir. Mereka menyediakan toko oleh-oleh dari berbagai produk kopi dan teh langsung dari kebun mereka.

Jadi gimana? Seratus ribu nggak terasa mahal kan buat menghabiskan siang hari di Bali Pulina?
Bali Pulina punya tempat parkir yang luas. Tapi jangan salah, tempat ini rame banget apalagi saat weekend atau musim liburan. Tempatnya rindang, ditambah udara Tegallalang yang sejuk banget, kopinya enak, so I declare Bali Pulina as a must visit in Tegallalang!
Bali Pulina buka setiap hari dari jam 08.00 sampai tutupnya jam 19.00 GMT+8 alias WITA. Untuk lokasinya ada di Sebatu, Tegallalang, Gianyar, Bali 80561 atau klik di sini untuk langsung ke Google Mapsnya. Just one click away!
Nih, bonus foto Om Om lagi godain cabe-cabean.

2 thoughts on “Bali Pulina, Surga Bagi Penikmat Kopi di Sejuknya Udara Tegallalang

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.