Nyenyaknya Perjalanan 19 Jam Menembus Sweden dengan SJ Night Train

My Honest Reviews – SJ Night Train
Ide untuk menggunakan kereta api ini sebenernya muncul nggak sengaja saat trip Norway 2018 kemaren udah mentok. Itinerary sudah membawa kami jauh di utara, sementara kota-kota besar yang punya rute direct flight pake Norwegian Air ke London ada di selatan. Di Norway misalnya ada Oslo dan Bergen. Awalnya, kami berencana menutup perjalanan di Oslo. Jadi setelah sampai di Tromsø, kami berniat untuk ambil flight direct Tromsø ke Oslo. Tapi setelah berkali-kali browsing tentang menghabiskan waktu dua hari di Oslo, nggak ada yang menarik minat kami karena main attractions di Oslo kebanyakan museum. Dua minggu lebih menjelajah alam Norway yang liar, sepertinya memang cocok menutup perjalanan ini dengan bersantai ngopi di café, strolling around the beautiful city, sekedar kulineran, atau bolehlah bergabung di keramaian tourist trap. Dan meliriklah saya ke ibukota negara tetangga Norway: Stockholm yang ternyata cantik banget!
Setelah saya cek di website Norwegian Air, ternyata ada tuh rute direct London-Stockholm, dan harganya juga nggak beda jauh dengan rute London-Oslo atau Bergen. Setelah memutuskan pulang dari Stockholm, sekarang gantian cari transportasi dari Norway bagian utara ke Stockholm.
Hasil mantengin Tripadvisor, akhirnya saya nemu sebuah rute kereta api ke Stockholm, tepatnya dari kota Narvik: ada bus yang bisa membawa kami dari Tromsø ke Narvik. Baru kemudian kita akan melalui perjalanan kereta api dari Narvik ke Stockholm yang memakan waktu sampai 19 jam lebih. Ayok, saya ceritakan review saya dengan night train milik SJ.
RESERVASI TIKET
Untuk reservasinya, tentu operator kereta api di negara semaju Sweden sudah sangat user friendly baik melalui websitenya di https://www.sj.se/en/home.html atau lewat aplikasi mobile yang bisa didownload lewat Appstore ataupun Google Play. Saya sendiri waktu itu memilih reservasi tiket melalui aplikasi iOSnya.
Tidak hanya mengakomodir reservasi tiket, tapi portal SJ  juga menyediakan menu untuk mengecek timetable, maps, bahkan sampai jadwal track work (maintenance) yang sudah mereka rencanakan. Ah, saya ada cerita seru kalo ngomongin maintenance tracknya SJ. Nanti yak saya ceritain.
Pembayaran untuk reservasi tiketnya bisa menggunakan Credit Card.
Rute saya adalah dari Narvik menuju Stockholm Central. Pada tanggal yang saya pilih ada dua rute yang ditawarkan. Yang pertama berangkat dari Narvik jam 11.00 a.m., dan diperkirakan sampai di Stockholm Central jam 06.30 a.m. keesokan harinya. Jadi yaa, 19 jam lebih. Rute ini bakal transit di Boden Sentral.
Rute yang kedua berangkat dari Narvik jam 15.15, diperkirakan sampai Stockholm Central jam 09.45. Rute yang ini direct, jadi nggak perlu transit. Untuk harga sedikit berbeda. Tapi saya juga nggak ngerti dah, kadang ada yang lebih mahal yang jam 11.00 pake transit, coba ganti tanggal malah gantian yang jam 15.15 direct yang lebih mahal.
Beberapa kali browsing dan kami nggak menemukan banyak tempat yang bisa diexplore di Narvik, jadi kami mau naik kereta api yang rute jam 11.00 aja, nggak papa juga transit di Boden sebentar. Biar nyampe Stockholm lebih pagi, lebih banyak tempat yang bisa diexplore di Stockholm. Walaupun sebenernya rute yang jam 15.15 lebih menghemat waktu sekitar setengah jam.
SEAT VS BERTH
Sekarang, muncul perdebatan baru nih antara saya sama Adityo. Adityo si pelor milih untuk pesen seat aja, alias kursi. Dari segi harga tentu lebih murah. Tapi saya kekeuh mau pesen berth. Karena saya susah buat tidur dengan posisi yang nggak nyaman. Apalagi dengan posisi duduk, bisa saya bayangin perjalanan sampai 19 jam lebih saya nggak tidur. Sementara kereta api kami dari Narvik ke Stockholm itu udah perjalanan hari ke 17. Setelah 16 hari banyak hiking dan jalan kaki, I deserve a berth! Hahahaha. Akhirnya saya berhasil menghasut Adityo untuk ambil berth. Nggak papa pilih berth yang paling murah juga, mau yang satu compartment enam orang juga hayuk, yang penting 19 jam lebih perjalanan bisa ngelurusin punggung.
Untuk pilihan seatnya pun bervariatif. Ada pilihan open coach, seat with table, seat for disabled sampe pets allowed. Selain itu ada pilihan juga untuk lokasi seatnya: bisa window, isle, atau middle. Bahkan ada pilihan untuk request carrier nomer berapa dan seat nomer berapa.
Untuk pilihan berthnya nggak kalah bervariatif. Ada berth tipe enam bunk bed dalam satu compartment, ada tipe tiga bed dalam satu compartment (Class Two), dan yang terakhir tipe dua bed dalam satu compartment (First Classnya).
Untuk berth yang enam bunk bed dalam satu compartment dan berth yang tiga bed dalam satu compartment, WC dan shower disediakan di ujung koridor. Jadi shared gitu, sedangkan yang First Class private WC dan shower sudah dilengkapi di dalem compartment. Untuk First Class selain fasilitas compartment yang super nyaman, disediakan breakfast juga! Apa nggak manteb banget tuh? Yah, ono rego ono rupo. Untuk pilihan compartmentnya bisa milih mau yang cowok semua, cewek semua, atau mixed.
Khusus untuk berth tipe tiga bed dalam satu compartment (Class Two) dibedakan jadi dua lagi. Pilihan pertama kita dicampur dengan penumpang lain (misalkan cuma solo traveler atau berdua doang, satu compartment yang isi tiga bed itu bakal dirandom sama penumpang lain). Atau ada pilihan private Class Two, alias satu compartment itu dipesen secara sendiri atau dua orang. Yang ini tentu lebih mahal.
Kami pilih mana? Tentu yang paling murah: Tipe enam bunk bed satu compartment! Ehehehehe.
THE PRICE
Tidak ada yang murah di negara-negara Scandinavia. Meskipun Sweden bisa dibilang punya biaya hidup yang lebih murah ketimbang Norway, tapi untuk tiket kereta apinya ini sama sekali nggak ada harga minipris! Nggak ada tiket promo! (Atau saya yang nggak tau ya?)
Kereta api di Norway, dengan operator NSB (sekarang VY), bisa beli tiket harga minipris kalau beli jauh-jauh hari. Sedangkan SJ, udah kami pantengin berbulan-bulan ya nggak ada juga tuh harga miniprisnya. Kami jadi terpaksa beli tiket dengan biaya yang menurut kami travelers gembel: mahal.
Harganya sendiri berbeda-beda. Ganti hari bedanya juga kadang lumayan, saya sendiri nggak tau apa yang bikin harga untuk tiket yang sama, tapi geser satu hari aja bisa beda. Akhirnya kami beli tiket dengan berth yang paling murah. Itupun satu orang kena 670 SEK atau setara 1,088,102 IDR. Mahal? Nggak juga sebetulnya. Dengan perjalanan yang kami tempuh sampai 19 jam lebih, udah gitu dapet berth, fasilitas yang bagus, bersih dan nyaman, satu juta menurut saya nggak bisa dibilang mahal. Toh di Indonesia sendiri udah ada tiket kereta api kelas Luxury yang harganya sejutaan.
Untuk tiket seat harganya sekitar 500-700 SEK. Beda dikit kan ya kalo diitung-itung sama tiket berth? (Udah plis, iyain aja)
Untuk setiap seat/berth disediakan pilihan apakah mau non-rebookable, rebookable, atau refundable. Rebookable ini maksudnya tiket bisa direschedule tanpa dikenakan biaya. Oiya, harga-harga tiket ini saya beli untuk keberangkatan bulan September, saat autumn dan sepi turis. Kalau saat summer harganya bisa melonjak.
Terus terus terus… ada yang mau saya ceritain tentang tiket yang saya beli ini nih. Saya beli dua tiket untuk tipe enam bunk bed dalam satu compartment seharga 670 SEK per orang. Itu kami beli akhir bulan Juni. Tiba-tiba awal bulan Agustus, ketika itinerary sudah 95% beres. Saya dapet email dari SJ, kalo rute kereta api saya yang saya ambil jam 11.00 a.m., pada tanggal keberangkatan saya terpaksa dicancel karena ada track maintenance mendadak. Jadi saya dapet tawaran untuk dapat full refund atau reschedule jadwal. Kami memilih untuk reschedule jadwal. Nah pas saya liat, jadwal pada hari itu masih ada keberangkatan kereta api yang direct jam 15.15. Pas kami coba pilih, ternyata kami bisa milih berth bahkan upgrade ke Class Two tanpa dikenakan biaya tambahan! Padahal perbedaan harganya bisa sampai sekitar 100 SEK yang kalo diRupiahin hampir 180 ribu Rupiah. Mayaaaan.
Belum selesai sampai di situ. Tadi saya cerita kalo berth Class 2 di bagi dua lagi kan. Yang pertama untuk tiga bed dalam satu compartment yang penumpangnya dicampur secara random oleh operator, yang kedua satu compartment berisi tiga bed yang bisa dipesan secara private. Nah, karena kami berdua, sudah otomatis kami dijadikan satu compartment, tinggal satu penumpang lagi yang belum jelas siapa. Ternyata pas hari keberangkatan, selama 19 jam perjalanan, satu bed di dalam compartment kami tetap kosong. Kami yang cuma bayar 670 SEK dapet bonus nggak cuma Class 2 yang mixed seharga 900an SEK tapi juga dapet Class 2 Private yang seharga 1,600an SEK! Yah begini kalo udah namanya rejeki ya bro.
FACILITIES
Narvik Station
Tiba pada hari keberangkatan, sebelum jam 15.00 kami udah stand by di stasiun Narvik, kereta api kami sendiri sebetulnya sudah stand by dari tadi siang. Mungkin sedang dibersihin dan diberesin, jadi kami memilih buat duduk-duduk di ruang tunggu. Nggak ada pengumuman apa-apa dari pengeras suara, karena beberapa orang sudah mulai masuk ke kereta api, jadi setelah sekali lagi memastikan kereta api kami sudah sesuai dari monitor jadwal di ruang tunggu, kami segera bergegas menuju kereta api.

Lima menit kami habiskan untuk mencari gerbong dan compartment kami. Penumpang pun nggak terlalu ramai. Karena compartment kami berisi tiga orang, dan awalnya kami masih kepikiran bakal digabung dengan penumpang lain, kami masih malu-malu sok rapih menata ransel-ransel besar kami di space khusus yang sudah disediakan di atas pintu dan jendela.

Compartment kami seluas 2 x 3 meter. Dengan space sekitar satu meter dan di sampingnya berjejer tingkat tiga kasur, yang kasur tengahnya bisa dilipat merapat ke dinding. Di ujung compartment, disediakan wastafel lengkap dengan kaca menempel dinding compartment.

Untuk bednya sendiri menggunakan kasur tipis, lengkap dengan bantal empuk dan semacam pembatas yang bisa dikaitkan di ujung bed biar nggak nggelundung. Ada juga lampu baca, kantong saku, dan tentu saja colokan.
Ada beberapa kartu yang disediakan untuk masing-masing penumpang dengan lubang-lubang membentuk pattern khusus. Kartu ini digunakan sebagai kunci untuk pintu compartment, sekaligus pintu shower dan WC.

Showernya lumayan lebar, dilengkapi dengan sekat kaca dan setumpuk handuk. Untuk WCnya pun juga bersih.

Sebenernya kereta api ini dilengkapi juga dengan café and bistro yang mulai dapat beroperasi di wilayah Sweden. Tapi sayangnya, kami nggak sempet buat mampir, karena yang awalnya kepikiran buat mampir tapi ntar-dulu-mau-foto-foto-di-compartment, berakhir dengan lupa dan tidur di hampir sepanjang perjalanan. Yes, dari keseluruhan 19 jam perjalanan, saya hampir tidur selama 12 jam. Hehehehehe.
By the time we arrived in Stockholm, badan udah seger lagi, kayak habis direcharged dan feeling so ready to explore Stockholm.
THE VIEWS ALONG THE JOURNEY
Ah, ini bagian yang paling nggak membosankan, lepas dari Norway di Narvik, kereta api menembus Sweden dan ditemani dengan scenic route yang luar biasa indaaaah. Masih tak henti-hentinya padang rumput, pegunungan, air terjun, danau, fjord, aah, nggak habis-habis.

This slideshow requires JavaScript.

Ahiya, kalau mau liat-liat foto-foto dari SJ Night Train lebih lengkap lagi, bisa mampir di blog railcc di sini ya. You know I’m always not good at reviewing. Kepikiran bikin review pas udah beres dari trip dan kurang banyak moto ini itu. Heheheeheh.
Well, 19 jam lebih membelah Scandinavia dari Norway utara ke Stockholm dengan night train dengan SJ memang pilihan yang sangat pas, belum lagi night train milik SJ ini menawarkan fasilitas yang sangat nyaman, kondisi kereta api yang bersih juga bagus. Dari pada kamu harus naik pesawat lagi ke Oslo, lalu lanjut terbang lagi atau memilih perjalanan darat ke Stockholm. Sudah cukup males hanya untuk membayangkan keriweuhannya: ke bandara, check in, waiting room, flying, belum lagi urusan bagasi, nyari hotel, nyari transport ini itu. Tentu juga biaya lebih banyak, perjalanan bakal kerasa lebih capek, dan yang pasti harus cari tempat untuk nginep lagi.
Ketika kamu sedang kerepotan seperti itu, aku lebih memilih selimutan dan tidur nyenyak di sepanjang perjalanan pakai night train SJ, and waking up by saying, “Oh, udah sampe Stockholm ya?”

24 thoughts on “Nyenyaknya Perjalanan 19 Jam Menembus Sweden dengan SJ Night Train

  1. Memang diperlukan minat khusus terhadap wisata urban sih buat eksplor kota-kota semacam Oslo, kayak aku. Dua hari di Oslo akan kumanfaatkan dengan berjalan random di dalam kota, mengamati bangunan, lanskap kota, dan aktivitas warga lokal 😀

    Untung Adityo berhasil dibujuk ya. Kalo dia nggak mau ngalah dan aku jadi kamu, I’m fine kalo kami harus berpisah selama perjalanan. Nggak cuma berfungsi buat tidur dengan posisi layak, berth juga berfungsi buat menambah variasi posisi duduk dan kegiatan selama perjalanan haha. Orang kayak kita butuh berth buat perjalanan semacam itu, hahaha. Puji Tuhan bisa tidur pulas 12 jam, mas. Udah lebih dari cukup dari kebutuhan tidur harian.

    Liked by 1 person

    1. Nah ini Mas. Aku beberapa kali wisata kota, terus jatuhnya bosen, beda tipe interestnya ya Mas.

      Sebetulnya obrolannya udah sampe, “Yowis Dit, gw aja ambil berth sendiri nggak papa.” Wkwkwkwkwk.
      Iya Mas, alhamdulillah banget, bangun bangun udah seger lagi badan.

      Thank you udah mampir Mas Nug. 🙏🏼🙏🏼

      Like

  2. Wihh… kalau di Indonesia, ngebayangin harus melewati perjalanan selama belasan jam di kereta rasanya udah langsung kerasa pegel-pegel di leher dan pinggang. Tapi habis baca tulisan ini, enaknyaaa bisatidur 12 jam! Hibernasi habis-habisan! Hehehe. 😀

    Liked by 1 person

      1. Ngetrip ke Swiss Mas, tahun lalu sy ke sana langsung jatuh hati dengan keindahan kota dan desa2 yg ada Swiss. ingin rasanya kembali kesana lagi

        Liked by 1 person

  3. Kemarin itu dapat promo Qatar, Kuala lumpur – Amsterdam PP 5,4jt. untuk perpindahan ke negara yg berbeda kami siasati naik bus malam untuk mengirit biaya penginapan. untuk biaya hidup emang mahal, tapi karena kami nginapnya di Airbnb jadi bisa masak, masak pagi untuk sarapan sekalian untuk bekal makan siang di jalan,malamnya baru masak lagi, praktis untuk makan bisa irit, dan kami juga bawah mie instan dan rendang beku.

    Liked by 1 person

  4. Bener. Tidur dengan punggung rata itu kemewahan. Mau “sebusuk” sleeper train ala India tapi tetep aja itu lebih oke hahaha. Dan beruntung banget jadinya diganti ke kelas yang lebih tinggi. Rezeki remaja soleh mah begitu ya mas hahahaha.

    Liat keretanya aku keinget kereta menuju Hogwart buahahaha.

    Liked by 1 person

    1. Jadi ngebandingin kereta api Sweden sama India kan aku Mas. Hahahaha. Tapi tetep bersyukur saat di India nggak sampai ada pengalaman pahit tentang perjalanan di kereta apinya. 😀
      Iya Mas, biar penampilan gembel, dikira traveler berduit, padahal modal free upgrade. Wkwkwkwk.

      Kereta Hogwarts versi modernya keknya ya Mas. 😀

      Like

  5. Jadi ingat buku wisata yang dikirim kedubes Swedia beberapa belas tahun lalu “ah, ini bagian yang paling nggak membosankan, lepas dari Norway di Narvik, kereta api menembus Sweden dan ditemani dengan scenic route yang luar biasa indaaaah. Masih tak henti-hentinya padang rumput, pegunungan, air terjun, danau, fjord, aah, nggak habis-habis”. Ditambah lagi selai berry liar dan ikan herring asap. Sedapnya

    Liked by 1 person

      1. Sebetulnya saya belum pernah mampir ke IKEA Mas. Hehehehe. Jadi belum bisa bandingin nih.

        Nanti ada saya posting foto foto köttbullar yang saya makan di Gamla Stan, kalo ceritanya udah sampe Stockholm. Hehehehe.

        Like

    1. Halo Aning. Sorry for the late reply. Salam kenal juga ya!

      Kayaknya sig pegel banget Mbak. 19 jam lho. Itu mending beli bed yang paling murah tapi bisa ngelurusin punggung dan tidur. Lumayaaan, bangun bangun udah sampe Stockholm. 😁
      Terus ada selimutnya lagi, biarpun ada heaternya, kalo mau tidur keknya nyaman banget itu. Hehehehehehe.

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.