Semua Hal yang Harus Diketahui dalam Berburu Si Cantik Aurora Borealis

Aurora Borealis, kamu pasti udah sering lihat penampakannya ya. Di foto, film, di Instagram, atau di YouTube mungkin? I’m pretty sure, witnessing Aurora Borealis is already on every traveler’s bucket list, termasuk saya.
Saya sendiri pertama kali tau ada fenomena alam ini dari film kartun: Balto! Ada yang senasib sama saya? Atau ada yang belum pernah nonton filmnya? Film tentang seekor wofldog dan pacarnya yang menyelamatkan seorang anak perempuan yang terkena difteri (ternyata film ini diangkat dari kisah nyata dari kejadian tahun 1925 di Nome, Alaska). Jangan tanya kok saya masih inget ceritanya, karena sebenernya barusan saya googling lagi. Dulu nonton pas jaman awal SD, dan nggak ngeh ceritanya gimana. Pokoknya di bagian akhirnya gitu, ada scene yang menampilkan Aurora Borealis, dan di pikiran saya: “halah kartun”. Film kedua yang lagi-lagi kartun, membuat saya mulai berpikir, “Oh, kok ada cahaya beginian lagi ya?” adalah Brother Bear. Pas nonton film ini udah lebih gede sih, filmnya minjem di rentalan Odiva di pecinan yang sekarang udah tutup. Sekarang tiap lewat situ selalu ada perasaan sedih, salah satu tempat yang paling sering dikunjungi jaman SMP-SMA dulu.
Seberapa mahal sih ke Norway? Klik di sini untuk tahu biaya traveling ke Norway dan Cara Menghematnya.
Balik lagi ke Aurora Borealis yak. Jadi, kali kedua melihat Aurora Borealis di film kartun, saya mulai penasaran. Jangan-jangan beneran ada itu cahaya warna warni yang menari nari di langit. Kok yo aku nggak pernah lihat ya? Sampai akhirnya mulai kenal NatGeo Channel dan sering googling. Oh, jadi ini namanya Aurora Borealis. Cantik ya.
Sampai akhirnya akhir tahun 2017 saya dan travel mate trip kali ini memutuskan untuk hunting Aurora. Di mana? Pilihan pertama kami adalah Iceland, sampai akhirnya kenal dengan Lofoten Islands (click here to know about Lofoten Islands) dan mengubah arah destinasi dari Iceland lebih ke timur lagi: Norway.
I never REALLY know what color they are unless I’m looking at my camera’s LCD screen or more importantly viewing these images on my computer.” – Mike Tylor, Professional Photographer
Yes, it’s true. Kalo ditanya “Bang Bardiq, Bentuknya Aurora tu kekmana sih kalo ditengok pake bare eyes? Beneran kek yang ada difoto foto? Beneran kek di Brother Bear?” Jawaban saya “tidak”. Iya, kita bisa melihat lekukan cahaya bergerak menari perlahan dan menjalar dari ufuk, meninggi ke atas kepala kita, terkadang berbelok dari ujung utara, dan membelok ke barat tak sampai di atas kepala kita. Warna yang saya lihat mayoritas hijau pudar, sesekali berwarna ungu muda atau ungu kemerah merahan.
Tapi, warnanya tidak seterang seperti di foto-foto. Kenapa bisa begitu? Jadi menurut artikel yang saya baca di Futurism, kalo sensor pada kamera modern memiliki rentang penglihatan yang lebih dinamis, sehingga bisa lebih memetakan warna dalam gelapnya langit, dari pada mata kita.
Saya menyaksikan Aurora Borealis 3 malam dari total 12 malam yang punya chance untuk melihat Aurora Borealis. Dan ketiganya adalah ketika saya berada di wilayah pemukiman. Cukup remote, cukup rendah polusi cahaya. Tapi, saya penasaran kalau saya menjauh lagi, naik gunung, atau ngecamp di tepi danau, apakah warnanya tetap sama? Atau mencolok seperti di foto foto. Kalau lihat penjelasan dari Mike Tylor sih saya yakin nggak jauh berbeda.
Tapi ketika kita arahkan kamera mirrorless saya, saya setting sedemikian rupa. Masyaallah! Pingin nangis, bagus bangeeeeeeet.
Saya bukan Aurora experts. Expert apaan, orang berburu Aurora ke Norway aja cuma modal googling, baca artikel ini itu, prepare gear juga minim, dan yang pasti cuma bermodalkan: prays and lucks. Kami cuma berdoa dari 12 malam kesempatan, kami termasuk yang beruntung untuk menyaksikan Northern Lights tanpa harus keluar uang berjuta-juta Rupiah karena harus ikut tour.
Jadi, saya cuma mau share tentang hal-hal yang saya tekuni buat hunting Northern Lights di trip saya ke Norway September 2018. And I wanna share them with you.

WHAT IS AURORA

Aurora (yang ternyata orang-orang di barat sana lebih familiar dengan Northern Lights. Karena beberapa kali kami ngobrol dan membahasa Aurora Borealis, mereka cuma mengerutkan kening) adalah fenomena alam yang terjadi saat adanya gesekan magnetik pada lapisan ionosfer dan terpantul sinar matahari. Karena daerah kutub memiliki medan magnet paling besar, maka Aurora paling sering terjadi di dua kutub bumi. Kalo terjadinya di utara, namanya Aurora Borealis (Northern Lights) kalo di selatan namanya Aurora Australis (Southern Lights). Semakin mendekati kutub, maka semakin besar juga kesempatan kita untuk bisa menyaksikan Aurora.
Aurora bisa dilihat saat langit gelap, karena kalau langit cerah atau bahkan ada sinar matahari, meskipun fenomena ini sedang terjadi, kamu nggak akan bisa melihatnya, karena intensitas cahaya Aurora akan kalah dengan sinar matahari.

WHERE TO SEE

Segment kedua adalah Where to See? Nah ini yang harus jadi perdebatan hebat kalo ide awal trip kamu cuma, “Yuk, hunting Aurora.” Northern Lights bisa disaksikan di negara-negara yang lokasinya mepet ke kutub utara. Bisa Iceland, Canada, Alaska, Russia, Finland, Sweden, Norway, Kingdom of Denmark (Greenland/Faroe Islands), dan Iceland. Ini adalah negara-negara yang memiliki kesempatan untuk melihat Aurora Borealis paling besar. Saya ngomongin “chance” ya. Karena tidak menutup kemungkinan Aurora Borealis juga bisa disaksikan sampai negara negara yang rada ke tengah. Untuk Southern Lights bisa kita saksikan di Argentine, Chile, New Zealand, Australia, dan tentu saja Antarctica.
Kembali ke utara. Setelah menggeser tujuan kami dari Iceland ke Norway, sekarang muncul permasalahan lagi. Mau seutara mana sih kita explore Norway? Karena dua kota terbesarnya, Oslo dan Bergen bisa dibilang masih terlalu selatan. Lah, udah jauh-jauh sampai Norway, ternyata nggak bisa juga lihat Northern Lights dari Oslo? Bukannya nggak bisa, tapi karena kita sedang ngomongin fenomena alam yang nggak bisa diramalkan, makanya kita mengandalkan untuk menuju tempat-tempat yang memiliki chance lebih besar. Ingat, dari tadi kita membicarakan chance. Karena kata temen saya, Andung dan Ernita yang sedang tinggal di Stockholm, Januari 2018 saat winter, mereka bisa menyaksikan Northern Lights dari Stockholm. Padahal Stockholm termasuk tempat yang terlalu ke selatan untuk urusan berburu Northern Lights.
Karena tujuan utama kami, Lofoten Islands, sudah memasuki Arctic Circle, maka tentu kesempatan kami untuk menyaksikan Northern Lights sudah sangat besar. Sehingga selama 19 hari 18 malam perjalanan kami dari Norway, kami punya 12 malam yang sudah berada di Archtic Circle. Artinya, ada 12 malam juga kami punya kesempatan untuk menyaksikan Northern Lights. Untuk itu, kami putuskan: dari setelah meninggalkan Oslo dan sampai di Lofoten, kami akan terus bergerak ke utara agar kesempatan kami untuk menyaksikan Northern Lights lebih besar lagi. Jadi, kalo tujuan kamu sudah berada di Arctic Circle, kamu sudah memiliki chance yang besar untuk menyaksikan Northern Lights. Then, keep heading north.
Satu lagi, hindari kota! Kunjungi daerah seremote mungkin yang minim polusi cahaya. Lebih bagus lagi kalo kamu bisa ngecamp di atas gunung atau di tepi danau/pantai.

WHEN TO SEE

Sudah tahu mau ke mana aja? Sekarang kapan nih? Nah. Datanglah ke tempat-tempat tersebut saat mereka punya gelap. Kenapa saya bilang saat mereka punya gelap? Karena tempat-tempat ini biasanya memiliki siklus gelap dan terang yang sangat berbeda dengan Indonesia. Di Indonesia kita hampir memiliki waktu gelap dan terang yang seimbang, 12 jam sepanjang tahun. Tapi di negara-negara ini ada kurun waktu di mana selama satu harian penuh nggak pernah gelap, dan ada pula di kurun waktu tertentu selama satu harian penuh malah gelap terus. Maka, datanglah saat tempat-tempat ini memiliki waktu yang sangat gelap
“Kapan sih waktu yang sangat gelap ini?”
Tentu jawabannya adalah saat tempat-tempat ini memiliki gelap. Antara awal September sampai akhir Maret. Karena bulan-bulan sisanya gelap di tempat-tempat ini sangat minim, bahkan saat summer selama 24 jam mereka selalu terpapar sinar matahari.
Ohiya, menurut artikel yang saya baca di aurorahunter, dari 12 bulan yang dipantau, ada empat bulan yang termasuk “the most geomagnetically disturbed days”: Maret dan April saat spring time, serta September dan Oktober saat autumn.
Click the picture to go to aurorahunter page.
Sepanjang November-Februari, tempat-tempat ini memiliki “long dark nights”. Apalagi sepanjang Desember-Februari yang terus terusan gelap. Bahkan saat Desember di Tromsø, diselenggarakan acara tahunan, Polar Night Half Marathon! Hahahaha, mulai dah instinct pelari terpanggil.
Desember-Februari merupakan bulan-bulan favorit untuk berburu Northern Lights, tapi karena sepanjang hari selalu gelap, sinar matahari bakal ngintip dikit, kondisinya seperti maghrib sekitar 2-3 jam, sebelum kemudian gelap lagi. Belum pernah ngalemin sih, paling enggak begitu kata orang-orang Norway yang kami ajak ngobrol.
Jadi, kami mencoret Desember-Februari karena Northern Lights bukan tujuan utama kami, kami ingin melihat alam Norway, bakalan sering trekking dan jalan kaki. Kalo sepanjang hari gelap, ya sayang dong. Kalau kamu ngikutin cerita-cerita traveling saya, tentu kamu tahu bulan apa yang saya pilih: September. I love autumn, dan lagi waktu matahari bersinar relatif lama. Saat kami di sana, matahari terbit sekitar jam 6.30 pagi dan terbenam jam 8.30 malam. Jadi kami punya waktu yang sangat cukup untuk trekking di siang hari, dan nungguin Northern Lights di malam hari.
Sudah tahu bulan apa mau ke Norway?
Nah, sekarang ada lagi yang mau saya bahas, yaitu tentang Eleven Years Solar Cycle. Saya baca-baca artikel di blognya Derek Low, di situ dia membahas kalau munculnya Northern Lights itu berpengaruh pada Siklus Solar. Pada intinya, Northern Lights memiliki siklus yang menguat ataupun melemah. Nah, siklus ini terjadi selama sebelas tahun. Biar nggak bingung, lihat diagram di bawah ini deh.
Click the picture to go to Derek Low’s page.
Nah, diagram ini menunjukkan siklus kuat lemahnya Siklus Solar yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya intensitas Northern Lights. Bukan menghilang, tapi melemah sebelum menguat lagi nanti di tahun 2025. Hayoloh, sana gih buruan berangkat ke Kutub Utara dari pada nungguin tahun 2025 nanti. Well, it’s just a theory tho, you will witness Northern Lights if you are destined to.

PREPARE YOUR GEARS

Jadi, kita lanjut ke segment peralatan ya. Apa aja sih peralatan yang harus disiapin buat bisa menyaksikan Northern Lights?
1. Yang pertama tentu kamera dan tripod. Usahakan untuk bawa kamera yang punya settingan semanual mungkin: DSLR atau mirrorless. Karena makin manual kita mengatur kamera kita, maka kita bisa nangkep foto Northern Lights dengan pas. Pake HP bisa? Yaah, bisa sih bisa. Tapi download lah aplikasi tambahan yang memungkinkan kamera HP untuk mengatur Shutter Speed. Karena di HP, kita nggak bisa mengatur bukaan diafragma lensa/aperture, maka harus mengatur Shutter Speed. Saya bahas lebih lanjut di segment tentang memfoto Northern Light ya? Lalu tripod. Ini wajib sih, karena shutter speed tentu akan kita atur lambat, kalau dipegang pakai tangan, pasti kabur. Nggak dingin aja udah bisa dipastikan kabur, apalagi ditambah suhu yang dingin banget. So, bring your tripod. Dan, jangan lupa bawa baterai cadangan. Dalam kondisi dingin, kamera bakal consume baterai jauh lebih banyak.
2. Yang kedua adalah gunakan pakaian sehangat mungkin. Saya jamin, dinginnya kebangeten. Kami baru ngerasain berdiri di luar dengan suhu –1 derajat Celcius. Itu pun badan udah kebas, udah sambil lompat-lompat, dan lari-lari kecil buat menghangatkan badan. Baru juga pertengahan Autumn, gimana yang pas winter ya. Bisa sampai –20 derajat lebih!

WHAT TIME THE SHOW BEGINS

Lagi-lagi based on your luck. Kita nggak pernah tahu kapan Northern Lights akan muncul. Bisa saya pastikan tidak sepanjang malam. Paling sekitar 30-120 menit. Karena si cantik ini terus bergerak. Nanti hilang, atau memudar, lalu bisa saja menguat lagi. Atau malah tidak mau muncul.
Nah, perhatikan siklus dia muncul. Saat saya di Bodø, saya sudah punya kesempatan untuk melihat Northern Lights. Saya baca di beberapa website, dia muncul sekitar jam 1-2 pagi. Pas kami bangun jam 1 pagi, jalan jauh dari airbnb ke tepi dermaga, bisa sih lihat, tapi sudah sangat pudar. Dan ternyata, pada saat itu, si cantik ini muncul tak lama setelah matahari terbenam. Bahkan saat ufuk barat masih berwarna biru muda, di sisi selatan, Northern Lights sudah menari-menari.
Dan pantaulah dengan dengan aplikasi Aurora Forecast. Ada banyak jenis aplikasinya dan bisa didownload di Apple Store atau Google Play Store. Search aja Aurora Forecast. Tentang aplikasi ini, saya bahas lagi di segment HOW TO SEE.

HOW TO SEE

Nah, mau ke mananya udah tahu, kapannya juga udah bisa dipastikan. Sekarang, gimana caranya kita bisa menyaksikan Northern Lights?
Bisa atau tidaknya kita menyaksikan Northern Lights, ada empat kondisi yang mendukung. Apa aja kondisi yang saya maksud?
1. Langit yang gelap. Remember, the darkest skies are in September to March.
2. Bebas polusi cahaya. Yes, menjauhlah dari kota besar.
3. Clear skies! Yak betul, ini adalah kondisi yang paling memerlukan keberuntungan. Langit gelap bisa kita sesuaikan, polusi cahaya bisa kita hindari, tapi kalau sudah berhubungan dengan cuaca? Mendung, hujan, bahkan badai? Ya kita bisa apa?
4. Memiliki KP Index yang tinggi. Nah ini dia. Kalau kondisi yang ketiga adalah yang paling menantang. Kondisi yang keempat adalah paling menentukan.
Tour Organizer sudah hapal betul tentang empat kondisi di atas. Dan yang paling kasih poin lebih buat para tour organizer ini adalah mereka sudah tahu lokasi-lokasi mana aja yang punya best views buat menyaksikan Northern Lights. Selain itu, mereka punya moda transportasi yang mumpuni, yang bisa membawa kamu ke perbukitan atau nerabas jalanan batu ke tepi danau.
Jadi kalau kamu tak punya waktu banyak untuk hunting Northern Lights, tak sewa mobil, dan tertipu menuju Tromsø dengan harapan bisa menyaksikan Northern Lights dari Tromsø, saran saya untuk “HOW TO SEE” ya lebih baik keluarkan 1.5-5 juta untuk bergabung dengan Northern Lights Tour. Kok bisa saya bilang “tertipu”? Yes, banyak turis datang jauh-jauh ke Tromsø, hanya menginap dua malam dan berharap bisa melihat Northern Lights dari Tromsø. Tromsø itu kota besar, terlalu terang. Dan gambling menghabiskan dua malam di Tromsø untuk menyaksikan Northern Lights, menurut saya adalah sia sia, cuaca di Norway sering mendung dan hujan di bulan apapun. Jadi, kalau kamu terlanjur hanya punya waktu dua hari di Tromsø untuk berburu Northern Lights, saya sarankan ikut tour saja.
Saat ada turis yang bergabung dengan tour untuk berburu Northern Lights, dan ternyata cuaca di sekitar Tromsø mendung, mereka bisa membawa para turis ini ke daerah yang sangat jauh dari Tromsø, bisa sampai ke Sweden atau bahkan Finland, hanya untuk menghindari mendung yang menutupi si cantik ini.
Tinggi atau rendahnya kesempatan kita untuk menyaksikan Northern Lights bisa diukur dengan KP Index yang bisa kita pantau dari aplikasi Aurora Forecast. Setelah download di HP kamu, kamu bisa langsung pantau deh. Aplikasi ini bisa menampilkan berapa KP Index di lokasi tempat kita berada. KP Index adalah skala angka dari 0-9. KP Index merupakan ukuran untuk Badai Geomagnetic. Semakin tinggi KP Indexnya, maka semakin tinggi pula kesempatan kita untuk menyaksikan Northern Lights. Di aplikasi ini, selain mengindentifikasi KP Index, juga bisa menampilkan letak Northern Lights yang kemungkinan sedang terjadi, dengan tanda warna hijau sampai merah. (Merah berarti KP Indexnya sangat tinggi)
Perlu berapa KP Index untuk bisa melihat Northern Lights? Hmm. Saya nggak bisa jawab untuk yang satu ini. Saat malam-malam di Bodø, KP Index sekitar 2.3, kami lihat Northern Lights sudah memudar dan hanya bisa dilihat dengan kamera, dengan mata sangat susah untuk diihat. Begitu turun sampai 1.8, kamera juga udah susah buat nangkep. Di Reine, kami bisa melihat dengan mata secara jelas, dengan KP Index 3.5. Dan saat di Jovollen, kami melihat Northern Lights keluar hampir dari seluruh penjuru mata angin, saat itu KP Indexnya sampai 4.4.
Ini contoh saat saya jalankan aplikasi Aurora Forecast di Semarang, Indonesia:
KP Index 1.67 dan mengidentifikasi kesempatan saya lebih tinggi untuk melihat Southern Lights ketimbang Northern Lights. Lalu, chance of seeing: 0%..
Di bawah ini adalah hasil screencapture map view saat saya di Jovollen, Olderdalen, Norway. Yang saya cerita Northern Lights bisa saya lihat muncul dari hampir seluruh penjuru mata angin:

Mengacu pada empat kondisi yang saya ceritain di atas, ada beberapa tips dari saya nih biar bisa menyaksikan Northern Lights:
1. Kunjungi Norway dan negara-negara di sekitarnya antara bulan September-Maret.
2. Atur itinerary seapik mungkin, kalau kamu tidak terlalu suka kota seperti saya, bagus. Cari wilayah-wilayah remote untuk menginap, kalau perlu ngecamp di atas gunung atau di tepi danau.
3. Buat rute selalu di utara. Agar chance untuk menyaksikan si cantik ini selalu tinggi.
4. Usahakan sampai di tempat nginep/lokasi yang udah ditentukan sebelum gelap. Jadi kita sudah prepare semua peralatan untuk menikmati si cantik saat dia keluar dan menari nari di gelapnya langit.
5. Perhatikan Weather Forecast. Weather forecast selama 19 hari saya di Norway lumayan akurat. Jadi saya bisa memprediksi apakah malam ini bakal cerah, atau bakal mendung, atau bahkan hujan.
6. Pastikan juga KP Index dari Aurora Forecastmu. Lalu hapalkan, pukul berapa sih biasanya KP Index itu tinggi. Biasanya ada skema berulang, jadi besok malamnya tinggal ngepasin di jam yang sama, sambil tetep memperhatikan Weather and Aurora Forecast.
Khusus poin 5 dan 6, jika weather forecast sudah bilang akan mendung dan hujan sepanjang malam, atau KP Index rendah, dan pola alur Northern Lights yang muncul di map aplikasi Aurora Forecast nggak sampai di daerah kita: Lebih baik ditinggal tidur saja. Seperti kami, seharian kami trekking, jalan dengan jarak yang sangat jauh. Dan malamnya kami harus begadang nungguin Northern Lights? Lah, jangan Pak. Bagus tidur aja, istirahat. Don’t gamble.
Oiya, Northern Lights ketika awal-awal muncul, mata bakal susah untuk melihatnya karena tipis-tipis dulu. Nah, setting kamera kamu dulu, lalu arahkan ke langit. Maka kamera akan dapat menangkap Northern Lights ini. Ini trik yang sangat berguna biar kita tahu di mana lokasi-lokasi Northern Lights muncul.

HOW TO CAPTURE IT

Nah, untuk yang satu ini, tolong jangan diketawain kalo ada yang salah ya? Dikoreksi aja atau ditambahin. Saya nih newbie banget pegang kamera yang settingannya manual dan banyak banget. Jadi hasil foto-foto Northern Lights juga masih minim, padahal malam itu Northern Lights lagi gila-gilaan.
Ini adalah tips memotret Northern Lights dari Mas Bardiq si newbie photographer:
1. Gunakan kamera DSLR atau mirrorless. Dua jenis kamera ini saya yakin punya settingan yang mumpuni untuk memotret Northern Lights. Bisa menggunakan HP, tapi saya yakin hasilnya tidak sebagus kalo pakai DSLR atau mirrorless. Ayoklah, udah jauh-jauh sampai Norway, paling nggak pinjem kamera temen deh.
2. Kalau memang terpaksanya pakai HP, download aplikasi kamera tambahan ya memiliki fitur pengaturan shutter speed.
3. USE TRIPOD! Ini wajib, agar pengambilan gambar selalu steady, nggak goyang.
4. Gunakan settingan manual pada kamera serta lensa. Jangan auto!
5. Lensa? Bawa lensa dengan bukaan diafragma lensa (apreture) paling besar, (‘f’nya paling kecil), kalau bisa sewide mungkin. Saya sendiri untuk lensa pakai Fujinon 23mm f 1.4. Nggak terlalu wide, tapi saya puas dengan hasilnya.
6. Lalu setting kamera dengan prinsip: ISO rendah, aperture paling kecil, dan shutter speed menyesuaikan. Untuk focus pilih ke infinity (biasanya ada simbol ). Saat aperture paling kecil, maka cahaya yang masuk sudah sangat banyak, ISO relatif rendah agar nggak muncul noise, tapi jangan terlalu pelit. Yang terakhir adalah shutter speed. Nah, menurut saya shutter speed ini yang paling tricky. Bentuk Northern Lights tuh ada yang menjalar dengan sinar berupa garis-garis yang memancar ke atas sepanjang cahayanya. Jadi untuk menangkap garis-garisnya, maka shutter speed harus cepat. Kalau terlalu lambat, maka garis-garis dari Northern Lights tadi akan jadi blur. Northern Lights bergerak-gerak, tapi nggak terlalu cepat. Shutter Speed 3-7 detik seharusnya sudah bisa nangkep detilnya. Sebenernya selera sih, kalau memang lebih suka cahaya Northern Lights jadi garis yang blur, maka shutter speednya lebih dilamain.
Wah, Mas Bardiq, kayak udah jago banget ya motonya. Berhasil?
Hahahahahaha. Ini nih hasilnya. Tolong jangan dihujat ya. Masih newbie, kapan-kapan gantian ke Russia Utara deh buat nyari Northern Lights lagi. Ehehehehe.
Oke, foto pertama di Bodø, kesalahan dalam foto ini adalah KP Index yang udah rendah, jadi memaksakan shutter speed yang sangat panjang, sampai 15 detik, dan ISO sampai 500. Hasilnya…

This slideshow requires JavaScript.

Foto kedua, di Reine, kesalahan dalam foto ini adalah… hmmm.. Apa ya, saya cukup puas sih dengan foto-foto Northern Lights di Reine. Walaupun waktu Northern Lights keluar relatif sebentar. Mungkin karena masih kagok ya, dengan Northern Lights yang menari-nari dan bisa dilihat dengan mata langsung, lalu bingung dan panik pas nyetting kamera. Gua apain ini? Gua apaan ini? Akhirnya, inilah hasilnya…

This slideshow requires JavaScript.

Saat Northern Lights lagi kuat-kuatnya, kondisi langit belum gelap sempurna, alhasil warna langitnya masih terlihat biru. Eh, pas udah gelap malah Northern Lightsnya yang mulai kabur.
Foto ketiga, di Jovollen, Olderdalen. Ini adalah malam terakhir kami menyaksikan Northern Lights, sekaligus malam dengan Northern Lights paling gila! Saya selalu bilang, “It’s like they’re having a party!“. Kesalahan dalam foto in: Entah. Dengan pengaturan yang menurut saya sama dengan saat memotret di Reine, tapi kok sinarnya nggak begitu kelihatan. Apa karena saya pelit ISO ya? Akhirnya saya sering pakai Shutter Speed sampai 20 detik biar memaksa Northern Lights kelihatan. Hasilnya, cahayanya blur.

This slideshow requires JavaScript.

Nah, saat saya lihat di layar kamera sebelum saya tekan shutter speed, kayak gini nih…

SUMMARY

Dari hasil cerita panjaaaaang saya tentang berburu Northern Lights ini, saya bisa simpulkan ada Nine Rules to Witness Northern Lights ala Mas Bardiq:
1. Stay close to the North: Selalu berada di Arctic Circle, sukur-sukur semakin mendekat ke utara.
2. Choose the right time: Ingat, cari waktu saat tempat-tempat di utara ini memiliki waktu gelap yang panjang.
3. Take longer journey: Jangan cuma dua atau tiga hari. Usahakan paling nggak punya 5 malam di lokasi-lokasi berkesempatan menyaksikan Northern Lights.
4. Stay away from the city: Jauhi kota, jauhi polusi cahaya, mendekatlah ke remote are, mendekatlah ke alam.
5. Prepare your warmest clothes: Siapkan baju-baju paling hangat yang kamu punya. It will be freaking freezing.
6. Bring your best gears: Gunakan kamera dan lensa serta tetek bengeknya untuk mengabadikan si cantik Aurora.
7. Don’t stop checking Weather Forecast: Selalu pantau perkiraan cuaca, Clear? Mostly Cloudy? Haze? Atau malah Thunder Storm?
8. Keep monitoring Aurora Forecast: Perhatikan berapa KP Index, ke arah mana Aurora Borealis bergerak, jam berapa biasanya KP Index tinggi.
9. Pray for your luck: Yang terakhir dan yang paling menentukan, berdoalah.
Good luck!

15 thoughts on “Semua Hal yang Harus Diketahui dalam Berburu Si Cantik Aurora Borealis

      1. Aamiin yaa Rabb.

        Asyik ya klo masih single. Masih seru buat hitch hike-an. Kalo bawa balita tantangannya pasti warbyasyaak 😂. Oh jadi ini Auroranya di Iceland apa di Norway?

        Like

      2. Ternyata ada komen yang kelewat Mbak. Mohon maaf. Iya Mbak, masih modal nekat ya. Laki semua juga. Hehehehehe.
        Dapat di Norway Mbak. Nggak jadi ke Iceland. Insyaallah kalo ada kesempatan (dan duit)nya.

        Liked by 1 person

  1. Hai mas akbar, salam kenal !!

    Saya udah booking tiket jakarta oslo untuk tanggal 21 maret 2020, cuma sayangnya ditahun ini aurora tipis sekali prediksinya bahkan nol persen ya?
    Nah, kira2 kemungkinan bisa liat gak ya meskipun udah diprediksi melemah gitu?
    Oh iya untuk kamer dslr tipe 650d dengan standar lensa 18-55 dan wide 10-18, bisa gak buat foto aurora? Inpohnya kan harus kamera lebar…
    Sayangkan udah jauh2 gak dapet fotonya.

    Oh iya untuk transportasi dari oslo ke bergen itu naik turun bus dan naik ferry, apa memang ini sudah rutenya? Memungkinkan gak untuk geret2 koper?

    Trims yaaa m akbar

    Liked by 1 person

    1. Halo Mbak Susan! Terima kasih udah mampir ya.

      Kalau dari Solar Cycle memang diprediksi memang lagi melemah-melemahnya Mbak. Tapi nggak ada salahnya untuk mencoba peruntungan. Berapa lama kalo boleh tau di sana Mbak?

      Bisa Mbak, nanti diatur aja focal length paling wide di 18mm sama 10mm. Aku sendiri pake 23mm Mbak. Dan sudah cukup puas dengan hasilnya.

      Iya Mbak, detilnya bisa dibaca di tulisan saya tentang Norway in A Nutshell, https://bardiq.me/2018/12/01/norwayinanutshell/
      Hmm.. tergantung penginapannya sih Mbak. kalo di Bergen kotanya naik turun, kalo jauh dan tempat nginepnya jauh ya ngoyo juga Mbak. Kota-kota yang lainnya relatif flat kok. Banyak juga turis yang geret-geret koper.

      Like

      1. Rencana 15 hari mas.
        1malam dipesawat, 2malam di bergen, 5malam dilofoten/tromso, 2malam di swedia, 1malam di cruise swedia-finland, tapi baliknya belom nyari tiket, masih gamblang mau ke finland atau denmark. Mungkin ada saran dari m akbar?
        Sengaja juga belum cari tiket baliknya karna rencana mau mampir ke turki.
        Udah baca utk series nutshellnya tapi mesti 2x baca biar nangkep maklum faktor usia hehe.
        O iya saya berdua aja nih sama suami, otomatia biaya pengeluaran tinggi dong yah, tapi bawa makanan kering segambreng aman kan rendang bikinan sendiri apa boleh? Kemarin ke amsterdam boleh sih mas.

        Mas itu hunting aurora ditempat sepi gelap kira2 ada beruang nyasar gak ya? Hahaha jd takur sendiri saya

        Liked by 1 person

      2. Kalau lama begitu lawannya cuma satu sih Mbak: cuaca. Rajin rajin mantengin Weather Forecast sama Aurora Forecast ya Mbak. Tinggal masalah luck aja.
        Katanya urusan Northern Lights, Sweden sama Finland lebih kasih nasib baik karena cuacanya nggak selabil Norway utara Mbak.

        Aku juga bingung jalur pulangnya, dan akhirnya milih nyisain dua hari terakhir di Stockholm. Mohon maaf kurang bisa kasih masukan antara Finland atau Denmark.

        Kalau KP Indexnya tinggi, nggak perlu terjalu jauh dari desa terdekat Mbak. Apalagi lama di Lofoten. Di Lofoten masih realtif nyaman buat nyari Northern Lights karena nggak terlalu terang. Kecuali di Tromso yang udah kota besar jadi polusi cahayanya udah tinggi, kalo KP Index nggak tinggi banget, susah kelihatan.

        Aku bawa banyak makanan kaleng masuk dari Bergen boleh Mbak. Mungkin karena dikaleng kali ya, kalau diplastikin gitu aku kurang yakin sebenernya.

        Like

  2. Selalu nangis baca blog nya..
    Nangis karena ceritanya bagus dan detail banget dan jadi makin pengen liat si cantik Aurora….

    Dulu nangis baca soal Ladakh hingga bisa visit Ladakh beneran…. semoga bisa nanti visit Norway juga, soon…

    Aminnn… aminnnn…

    -dysta-

    Liked by 1 person

    1. Halooo Mbak Dystaaa. Ya Allah, sampe terbengkalai begini komen orang nggak ditanggepin.
      Maaf yo Mbak, akhir akhir ini saking nggak pernahnya jalan jalan, sampe lupa punya blog. Ahahahahaha.

      Thank you for your kind words Mbak! Dan ternyata lihat aurora borealis sekali nggak cukup nih, pingin lihat lagi. 😦

      Aamiin aamiin! Diaminin dulu di komenan blog, siapa tahu terwujud suatu saat, boleh mampir ke sini lagi atau mention aja di IG. Ahahahaha. *fakir viewer

      Liked by 1 person

    1. Waalaikumussalam Mas Bayu. Sorry for the late reply.

      Justru Svalbard itu wilayah Norway paling utara Mas. Jadi chance untuk ketemu Northern Light paling besar di sana. Good luck!

      Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.